Proses Pengolahan Air Asin
Proses Pengolahan Air Asin
Proses
pengolahan air asin menjadi air
tawar sering dikenal dengan beberapa
sebutan sesuai dengan prosesnya masing-masing, yaitu destilasi, pertukaran ion, elektrodialisasi, dan osmosa balik. Tentunya, masing-masing teknologi tersebut mempunyai keunggulan
dan kelemahan. Oleh sebab itu, pemanfaatan
teknologi pengolahan aiar asin sekali lagi harus menyesuaikan kondisi air baku,
biaya yang tersedia, kapasitas, dan kualitas yang
dinginkan si pemakai air.
Kualitas
air baku sangat berpengaruh terhadap proses yang akan dilakukan untuk
menghasilkan air yang siap diminum. Oleh karena itu, pengambilan contoh air
pada lokasi pengoperasian
harus benar-benar didesain
dengan peralatan yang matang. Jika air berubah-ubah, sebaiknya dipindah ke
lokasi yang memiliki kualitas
stabil. Jika perlu di bangun pusat
pengambilan air baku. Dengan demikian,
peralatan dapat bekerja secara efektif dan efesien.
Di antara beberapa macam teknologi di
atas, proses yang banyak dipakai
adalah destilasi dan osmosa balik.
Pengolahan air asin dengan destilasi dan desalinasi
Proses
destilasi yaitu memanfaatkan energi
panas untuk menguapkan air panas.
Selanjutnya, uap air didinginkan menjadi titik-titik air
atau embun dan hasilnya ditampung sebagai
air bersih. Sementara
proses desalinasi menggunakan teknik penukaran ion dengan memanfaatkan proses
kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada proses ini, ion garam (NaCl) ditukar dengan
ion seperti Ca2+
dan S04-2. Materi penukar ion berasal dari bahan alami atau sintesis seperti
zeolit.
Umumnya,
teknologi destilasi banyak dipakai di tempat yang
mempunyai pembakaran gas minyak pada kilang minyak sehingga dapat menghemat
biaya operasi dan skala produksi
yang besar,
sekitar 500 meter kubik per hari. Sementara osmosa balik
hanya dipakai dalam skala kecil.
Pengolahan air asin dengan osmosa balik
Keunggulan
teknologi membran osmosa balik adalah kecepatannya dalam memproduksi air karena
menggunakan tenaga pompa. Adapun kelemahannya
adalah rentan terhadap adanya penyumbatan
pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau fosfat yang terdapat di dalam air asin.
Untuk
mengatasi kelemahan tersebut,
unit pengolah air osmosa
balik selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakan dan anti penyumbatan bakteri. Sistem
membran yang dipakai seperti hollow
fibre serta lempeng
atau spiral wound. Membran tersebut
mampu menurunkan kadar air hingga 95 %
sehingga air hasil olahan sudah bebas dari bakteri
dan dapat langsung diminum.
Teknologi osmosa balik
banyak dipakai di banyak
negara seperti Amerika, Jepang, Jerman, dan Arab yang membutuhkan banyak pasokan
air tawar bagi kota-kota tepi pantai yang langka sumber air tawar. Pemakai lain
adalah sektor kapal laut, industri
farmasi, industri elektronika, dan rumah sakit. Adapula unit bergerak sebagai
pengolah air asin yang disebut sebagai unit
emergensi yang dapat membantu penyediaan air bersih dalam kedaaan bencana alam, wabah diare atau
muntaber pada suatu wilayah, serta penanganan kekurangan
air selama kemarau tiba,
terutama di daerah
pantai.
Proses pengolahan air asin dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu pengolahan awal dan
pengolahan osmosa balik. Air laut dipompa
ke tangki reaktor (kontraktor) sambil dilakukan
injeksi larutan klorin atau kalium permanganat agar
zat besi yang larut dalam air baku (air laut) dapat dioksidasi menjadi senyawa
oksida besi (mangan) yang tidak larut dalam air. Selain itu, pembubuhan klorin atau
kalium permangat juga
berguna untuk membunuh
mikroorganisme pembuat sumbatan
pada membran osmosa balik.
Dari
tangki reactor, selanjutnya air
dialirkan ke saringan pasir agar senyawa besi atau mangan yang teroksidasi dan
padatan tersuspensi berupa partikel halus, plankon, dan zat lainnya dapat di saring. Air
yang keluar dari saringan selanjutnya dialirkan ke filter mangan zeolit. Zat besi dan mangan
harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tersebut dapat menimbulkan
kerak dalam membran osmosa balik.
Dari filter zeolit,
air dialirkan ke dalam
penghilang warna yang berfungsi
menghilangkan senyawa warna
dalam air baku dan dapat
mempercepat penyumbatan membaran osmosa balik.
Setelah
melalui penyaringan warna, air dialirkan ke penyaring cartridge yang dapat
menyaring partikel berukuran 0,5 um.
Selanjutnya,
air dialirkan ke osmosa balik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi serta diinjeksi dengan zat antikerak
(antiskalant) dan zat antibiofouling.
Ada
dua macam air yang dihasilkan atau yang keluar dari osmosa
balik, yaitu (1) air tawar yang telah
dipekatkan dan di pompa ke tangki penampung setelah diberi klorine dan (2) air buangan garam yang
telah dipekatkan.
Tenaga
yang dubutuhkan untuk menjalanakan seluruh unit osmosa balik sangat bervariasi, tergantung kapasitas
alat yang diinginkan.
Sebagai contoh, alat pengolah air sistem osmosa
balik berkapasitas 10 meter per hari
membutuhkan mesin genset berkapasitas 10 KVA dengan tegangan 380 volt. Berdasarkan analisis kualitas air baku, unit tersebut dilengkapi dengan
perangkat pendukung yang dapat menurunkan
parameter penyebab
tidak terpenuhinya syarat standar
kualitas air minum.
Demikian
gambaran sekilas tentang cara kerja Pengolahan Air Asin. Bagi Anda yang
membutuhkan sumber air tawar, baik di kota Jakarta maupun sekitarnya, hubungi
segera bor-indonesia. (Jng/RA)
Tag :
air asin
1 Komentar untuk "Proses Pengolahan Air Asin"
Bermanfaat sekali.
Terima kasih telah berkomentar, kami segera reply pesan anda !