Warga Kembali Hadapi Air Pasang
Sebanyak 11 Pompa dan Waduk Disiapkan untuk Antisipasi Banjir
JAKARTA, KOMPAS - Warga Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, kembali bersiap menghadapi puncak pasang air laut yang diprakirakan berlangsung tiga hari, mulai Kamis (19/6) malam. Jawatan Hidro-Oceanografi TNI Angkatan Laut memprediksi ketinggian maksimal air laut akan mencapai 1 meter.
Kondisi ini dikhawatirkan warga yang bermukim tidak jauh dari tepi laut akan membuat limpasan air laut atau rob lebih tinggi daripada hari-hari sebelumnya. Apalagi, dalam pantauan Kamis, tanggul titik rawan limpasan air laut di Pos Enam belum terpasang menyeluruh. Padahal ketika belum pasang, air laut sudah melimpas sepanjang lebih kurang 5 meter dari tepi laut.
Warga RT 15 RW 17 Muara Baru, Ani (40), mengaku sudah mengetahui air laut akan kembali naik tanggal 19-21 Juni. Dia sudah memindahkan sebagian barang ke loteng rumahnya yang ketinggiannya sekitar 3 meter. Sisanya akan dipindahkan saat air mulai merembes.
Meski rob masih rutin berlangsung pada malam hari, Ani mengaku pada seminggu terakhir air tidak menggenangi rumahnya. Beberapa tetangga Ani yang lantainya lebih rendah sempat terkena rembesan air laut. Namun, air rob tersebut tidak terlalu lama menggenang.
”Waktu laut pasang awal bulan kemarin, air naik sampai setinggi pusar. Kalau sudah ada bunyi angin agak kencang, saya langsung siap-siap karena biasanya air akan lebih tinggi masuknya,” kata Ani, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 150 meter dari tepi laut di Pos Enam.
Nalik (30), warga lainnya, mengaku masih bingung harus mengungsi ke mana bila rumahnya kembali tergenang. Rumah Nalik termasuk lebih rendah di banding rumah tetangganya. Rumahnya tidak bertingkat sehingga kalau air datang sulit untuk menyelamatkan barang-barang.
”Kalau tidak terlalu tinggi, saya bertahan di rumah. Kalau sudah semakin parah, terpaksa meninggalkan rumah dulu. Dari dulu mau pindah rumah susah, saya enggak ada duit,” katanya.
Disiapkan 11 pompa
Persiapan menghadapi air pasang juga dilakukan petugas di Stasiun Pompa Waduk Pluit. Menurut penanggung jawab stasiun pompa, Joko (50), 11 pompa yang tersedia dalam kondisi baik dan siap dioperasikan secara keseluruhan jika air semakin tinggi. Dalam kondisi normal hanya empat pompa yang dihidupkan.
”Waduk juga bisa digunakan untuk mengurangi dampak rob. Namun, dengan posisi tanggul sudah ditinggikan sekitar 50 sentimeter, air tidak melimpas. Paling cuma merembes,” katanya.
Dua hari terakhir, di jalan menuju Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, antara pukul 22.00 dan 23.00, genangan air rob mencapai sekitar 30 sentimeter dari jalan. Padahal, data dari Jawatan Hidro-Oceanografi (Janhidros) TNI Angkatan Laut menyebutkan, ketinggian puncak air pasang pada tanggal 17 dan 18 Juni masih sekitar 90 sentimeter. Ketinggian ini lebih rendah dari prediksi pasang puncak pada 19-21 Juni yang mencapai 100 sentimeter.
Oleh karena itu, diprediksi, pada posisi puncak pasang tersebut, ketinggian air yang menggenang di sekitar jalan akan lebih tinggi sekitar 10 sentimeter dari posisi puncak hari-hari sebelumnya. Namun, Janhidros memprakirakan pasang kali ini tidak akan lebih tinggi dari awal bulan Juni.
Posisi puncak pasang selama tiga hari tersebut diprediksi berlangsung pukul 21.00-22.00 dengan intensitas sekitar 1 jam. Pada pasang laut awal Juni, meski ketinggian air sama, puncak pasang berlangsung lebih panjang, yaitu 2 jam. (GAL)
sumur bor artesis
Sebanyak 11 Pompa dan Waduk Disiapkan untuk Antisipasi Banjir
JAKARTA, KOMPAS - Warga Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, kembali bersiap menghadapi puncak pasang air laut yang diprakirakan berlangsung tiga hari, mulai Kamis (19/6) malam. Jawatan Hidro-Oceanografi TNI Angkatan Laut memprediksi ketinggian maksimal air laut akan mencapai 1 meter.
Kondisi ini dikhawatirkan warga yang bermukim tidak jauh dari tepi laut akan membuat limpasan air laut atau rob lebih tinggi daripada hari-hari sebelumnya. Apalagi, dalam pantauan Kamis, tanggul titik rawan limpasan air laut di Pos Enam belum terpasang menyeluruh. Padahal ketika belum pasang, air laut sudah melimpas sepanjang lebih kurang 5 meter dari tepi laut.
Warga RT 15 RW 17 Muara Baru, Ani (40), mengaku sudah mengetahui air laut akan kembali naik tanggal 19-21 Juni. Dia sudah memindahkan sebagian barang ke loteng rumahnya yang ketinggiannya sekitar 3 meter. Sisanya akan dipindahkan saat air mulai merembes.
Meski rob masih rutin berlangsung pada malam hari, Ani mengaku pada seminggu terakhir air tidak menggenangi rumahnya. Beberapa tetangga Ani yang lantainya lebih rendah sempat terkena rembesan air laut. Namun, air rob tersebut tidak terlalu lama menggenang.
”Waktu laut pasang awal bulan kemarin, air naik sampai setinggi pusar. Kalau sudah ada bunyi angin agak kencang, saya langsung siap-siap karena biasanya air akan lebih tinggi masuknya,” kata Ani, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 150 meter dari tepi laut di Pos Enam.
Nalik (30), warga lainnya, mengaku masih bingung harus mengungsi ke mana bila rumahnya kembali tergenang. Rumah Nalik termasuk lebih rendah di banding rumah tetangganya. Rumahnya tidak bertingkat sehingga kalau air datang sulit untuk menyelamatkan barang-barang.
”Kalau tidak terlalu tinggi, saya bertahan di rumah. Kalau sudah semakin parah, terpaksa meninggalkan rumah dulu. Dari dulu mau pindah rumah susah, saya enggak ada duit,” katanya.
Disiapkan 11 pompa
Persiapan menghadapi air pasang juga dilakukan petugas di Stasiun Pompa Waduk Pluit. Menurut penanggung jawab stasiun pompa, Joko (50), 11 pompa yang tersedia dalam kondisi baik dan siap dioperasikan secara keseluruhan jika air semakin tinggi. Dalam kondisi normal hanya empat pompa yang dihidupkan.
”Waduk juga bisa digunakan untuk mengurangi dampak rob. Namun, dengan posisi tanggul sudah ditinggikan sekitar 50 sentimeter, air tidak melimpas. Paling cuma merembes,” katanya.
Dua hari terakhir, di jalan menuju Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, antara pukul 22.00 dan 23.00, genangan air rob mencapai sekitar 30 sentimeter dari jalan. Padahal, data dari Jawatan Hidro-Oceanografi (Janhidros) TNI Angkatan Laut menyebutkan, ketinggian puncak air pasang pada tanggal 17 dan 18 Juni masih sekitar 90 sentimeter. Ketinggian ini lebih rendah dari prediksi pasang puncak pada 19-21 Juni yang mencapai 100 sentimeter.
Oleh karena itu, diprediksi, pada posisi puncak pasang tersebut, ketinggian air yang menggenang di sekitar jalan akan lebih tinggi sekitar 10 sentimeter dari posisi puncak hari-hari sebelumnya. Namun, Janhidros memprakirakan pasang kali ini tidak akan lebih tinggi dari awal bulan Juni.
Posisi puncak pasang selama tiga hari tersebut diprediksi berlangsung pukul 21.00-22.00 dengan intensitas sekitar 1 jam. Pada pasang laut awal Juni, meski ketinggian air sama, puncak pasang berlangsung lebih panjang, yaitu 2 jam. (GAL)
sumur bor artesisJasa Pembuatan Sumur Bor Artesis
Jasa Kontraktor Proyek Pembuatan Sumur Bor Artesis Air Tanah Perumahan, Hotel maupun Industri
Didukung Ahli dan Tukang Berpengalaman Kami Menawarkan Jasa pembuatan sumur bor Artesis untuk beragam keperluan baik perumahan, Hotel dan Industri.Pengeboran Dilakukan dengan Mesin Bor Khusus yang relatif lebih cepat dan memiliki kemampuan yang cukup untuk memperoleh kedalaman sesuai dengan sumber air yang ada. 30 -200 meter.
Hubungi
Tel/Fax :021-73888872, 021-7372864,021-70692409
Mengatasi Masalah Air Bau, Keruh, Kuning, Tercemar Logam dll, GARANSI.
Air Bersih, Kini Tidak Masalah Lagi
Tag :
air pasang
0 Komentar untuk "Warga Kembali Hadapi Air Pasang"
Terima kasih telah berkomentar, kami segera reply pesan anda !